Infeksi Saluran Kencing Pada Ibu Hamil

Sarkub Share:
Share

Jangan pernah menahan keinginan untuk kencing. Terlebih pada ibu hamil. Sebab, gara-gara menahan kencing bisa-bisa timbul infeksi yang kerap dikenal dengan istilah infeksi saluran kemih (ISK).

Mengapa bisa terjadi demikian? Pada saat timbul keinginan kencing, pertanda bahwa kandung kencing kita sudah penuh. Bila penuh tentunya harus segera dikeluarkan. Hingga, bila kita tahan urin yang ada di kandung kencing, maka urin yang ada di saluran uretra akan menyebabkan infeksi. Air kencing merupakan media yang baik untuk tumbuhnya kuman. Terutama jika sisa kencing itu sampai 50 cc hingga 100 cc. Itulah mengapa pula, sering disarankan agar orang kencing secara teratur setiap 4 jam sekali.

ANEKA PENYEBAB ISK
Penting diketahui, ibu hamil rentan terkena ISK. Sebab dalam proses kehamilan, hormon kehamilan menyebabkan otot-otot polos kandung kencing tak mudah berkontraksi alias jadi relaks. Ini berakibat pengosongan kandung kencing tersebut tidak optimal, hingga terjadilah sisa kencing di dalam kandung kencing.

Selain itu, struktur organ wanita juga memungkinkan kuman mudah masuk ke mulut saluran kemih tadi. Panjang saluran kemih hanya berjarak 3 cm dari muaranya, sehingga amat dekat dengan vagina dan anus. Kondisi seperti ini membuat saluran kemih gampang tercemar, baik oleh kotoran dari anus maupun cairan yang keluar dari vagina, seperti jamur atau bakteri.

Itulah mengapa, wanita dianjurkan selalu menjaga kebersihan organ intimnya.Berbagai kasus terjadinya ISK berawal dari kondisi organ intim yang kurang bersih ini. Jangankan yang tidak dijaga, dengan dijaga saja, yang namanya ISK itu kadang bisa terjadi, karena kuman suka bersembunyi di organ intim itu. Maka begitu ada kesempatan,kuman akan naik ke atas atau ke saluran kencing. Terutama pada saat hubungan intim, di mana posisi wanita berada di atas. Ini akan menyebabkan benturan pada uretranya. Padahal, panjang uretra cuma 3 sentimeter. Kalau terbentur-bentur akan menyebabkan luka.

Setiap selesai berhubungan intim, sebaiknya segera kencing, dan bila cebok hindarkan pembersihan dari bawah ke atas tapi lakukan dari atas ke bawah.Karena kalau cebok dari bawah ke atas bisa membawa kuman.

Pemicu yang lain adalah penyakit sistemik, seperti diabetes atau penyakit lain yang kira-kira menurunkan kekebalan tubuh. Pada diabetes, glukosa adalah media yang paling baik untuk tumbuhnya kuman.

Faktor umur, terutama pada masa lansia, juga salah satu penyebab. Soalnya, pada saat ini sudah mulai terjadi gangguan, seperti kencing terganggu karena faktor hormon yang menurun. Pada lansia, epitel di kandung kemih menipis sehingga sangat mudah terjadi ISK. Sebab, selama mukosanya tebal, akan menjadi barier untuk masuknya kuman.

BISA TANPA GEJALA
ISK bisa disertai gejala atau bahkan tanpa gejala. Gejala yang menyertai biasanya berupa anyang-anyangan (dysuria) atau sering kebelet kencing tapi tidak keluar atau kencing tapi jumlahnya tak banyak. Ini berbeda dengan sering kencing. Pada orang yang sering kencing atau bolak-balik kencing, justru bagus karena kumannya jadi bisa segera dikeluarkan. Sementara pada mereka yang kebelet kencing tapi tidak keluar kencingnya atau kencing tapi jumlahnya tidak banyak,justru berbahaya.

Anyang-anyangan terjadi karena ada suatu rangsangan pada mulut saluran kencing. Rangsangan pada mulut saluran kencing ini bisa terjadi karena reaksi infeksi, bisa juga karena kadar pH pada urinnya tak sesuai.

Selain rasa anyang-anyangan, gejala yang patut diwaspadai adalah jika ada rasa nyeri atau rasa terbakar di saluran kemih atau pada kandung kemih. Nyeri ini terjadi karena di daerah liang sanggama terdapat banyak kuman sehingga saluran kencing mengalami radang kronis dan akibatnya membuat saluran kencing menyempit. Tidak lancarnya saluran kencing inilah yang kemudian menimbulkan rasa nyeri dan ingin kencing lagi.

Ciri-ciri lain, jika sering kencing pada malam hari. Ini tidak normal. Apalagi kalau bangun dari tidurnya khusus untuk kencing. Sebab, kencing di malam hari itu sebaiknya tidak lebih dari dua kali. Patokannya, kencing dalam sehari itu hanya sampai 8 kali. Jika sehari lebih dari itu, bisa saja ada yang tidak normal.

Lalu yang terberat adalah bila tidak bisa kencing. Jika hal ini terjadi, bisa menyebabkan demam tinggi, menggigil, dan bahkan bisa meninggal. Itulah yang perlu diwaspadai. Karena pada manusia normal, produksi kencing per jam adalah antara 30 sampai 50 cc. Kalau ternyata tak bisa, perlu diwaspadai karena bisa jadi ada sesuatu. Sebab urin di kandung kencing yang mengandung banyak kuman tersebut bisa menyebar ke mana-mana.

Untuk melihat apakah kita terkena ISK, harus dilakukan pemeriksaan di laboratorium. Penyebab ISK yang paling banyak adalah bakteri jenis E. coli. Bisa sampai 80 persennya, sedangkan bakteri yang lain, paling-paling cuma 5-10 persen. Pada biakan urin akan ditemukan jumlah bakteri paling sedikit sejumlah 100 ribu per mililiter. Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan kandungan nitrit dan leukosit, positif atau tidaknya.

DAMPAK ISK
Pada kehamilan dampak infeksi bisa bermacam-macam. Di antaranya, menyebabkan keguguran, lahir prematur, atau kematian janin di kandungan.Sebab kuman-kuman tersebut bisa menyerang ari-ari. Akibatnya janin tak bisa bernapas.

Sedangkan dampak pada si ibu bisa membuat infeksi ginjal atau gangguan kegagalan ginjal. Padahal, jika terjadi infeksi ginjal, biasanya akan menyebabkan kematian, karena menyebar ke seluruh tubuh. Kalau sudah menyebar ke seluruh tubuh, akan menimbulkan demam atau tubuh panas. Infeksi ginjal ini bisa juga mengakibatkan hipertensi atau menimbulkan preeklampsia atau ekslampsia. Kalau sudah demikian, bisa saja bayinya lahir prematur.

Itulah mengapa, kalau pada pemeriksaan ibu hamil ada tanda-tanda ISK, sebaiknya segera diobati. meskipun tak ada keluhan. Jadi, jangan dianggap remeh. ISK termasuk lima besar infeksi yang paling berbahaya pada kehamilan, terutama yang tanpa gejala. Tahu-tahu ginjalnya rusak. Karena itu perlu dihimbau ibu-ibu agar waspada dengan ISK.

Terlebih pada ibu hamil memang sulit untuk mencegah tidak terjangkit penyakit ini. Sangat disarankan sejak hamil muda sudah melakukan pemeriksaan urin. Cara yang paling mudah adalah memeriksa ke laboratorium dengan mencari nitrit dan leukositnya, positif atau tidak. Kalau positif harus segera diobati.

Tentunya ISK harus diatasi dengan pengobatan yang optimal. Biasanya akan dipilihkan obat-obat tertentu yang tak berbahaya pada janin, seperti golongan penisilin dan ampisilin. Ini diberikan selama satu minggu. Setelah itu, diperiksa lagi kulturnya atau biakan urinnya sampai benar-benar steril dan bebas kuman.Jangan pernah abaikan pemeriksaan urin kala memeriksa kehamilan.

(Dikirim oleh : Ibu Ika Kiromin Baroroh)

 

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

One Response

Tinggalkan Balasan