…. Hidayah adalah milik Allah, Allah lah yang memberikan hidayah kepada siapapun yang Dia kehendaki, hidayah merupakan nikmat Allah yang sangat berharga karena hanya Allah yang tau siapa yang berhak mendapatkan hidayah dan siapa yang akan dikehendaki untuk sesat….
مَّنِ ٱهۡتَدَىٰ فَإِنَّمَا يَهۡتَدِي لِنَفۡسِهِۦۖ وَمَن ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيۡهَاۚ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٞ وِزۡرَ أُخۡرَىٰۗ وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّىٰ نَبۡعَثَ رَسُولٗا
“Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul” (QS Al Isro’: 15)
Beberapa literatur menyebutkan bahwa hidayah itu ada yang berupa informasi sebuah kebenaran atau ajakan terhadap kebenaran, dan ada pula yang berupa taufiq, yaitu gerakan hati untuk mengetahui kebenaran dan mengikutinya. Dalam hal ini adalah hak Allah Semata, sesuai dengan firman Allah:
إِنَّكَ لَا تَهۡدِي مَنۡ أَحۡبَبۡتَ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَهۡدِي مَن يَشَآءُۚ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk” (QS Al Qashash: 56)
Allah telah menganugerahkan terhadap manusia sebuah fitrah untuk condong kepada kebaikan. Allah juga telah menurunkan panduan dalam mengarungi kehidupan. Tinggal apakah kita mau bergerak dan mempergunakan fasilitas tersebut dengan baik, ataukah menyia-nyiakannya. Allah berfirman:
إِنَّا هَدَيۡنَٰهُ ٱلسَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرٗا وَإِمَّا كَفُورًا
“Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir” (QS Al Insan: 3)
وَهَدَيۡنَٰهُ ٱلنَّجۡدَيۡنِ
“Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan” (QS Al Balad: 10)
No Responses