Hati-hati Pemalsuan Kitab Oleh Wahabi!

Sarkub Share:
Share
Sejak abad dua belas Hijriah yang lalu, dunia Islam dibuat heboh oleh lahirnya gerakan baru yang lahir di Najd. Gerakan ini dirintis oleh Muhammad bin Abdul Wahhab al-Najdi dan populer dengan gerakan Wahabi. Dalam bahasa para ulama gerakan ini juga dikenal dengan nama fitnah al-wahhabiyah, karena dimana ada orang-orang yang menjadi pengikut gerakan ini, maka di situ akan terjadi fitnah. Di sini kita akan membicarakan fitnah Wahabi terhadap kitab-kitab para ulama dahulu.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa aliran Wahabi berupaya keras untuk menyebarkan ideologi mereka ke seluruh dunia dengan menggunakan segala macam cara. Di antaranya dengan mentahrif kitab-kitab ulama terdahulu yang tidak menguntungkan bagi ajaran Wahhabi. Hal ini mereka lakukan juga tidak lepas dari tradisi pendahulu mereka, kaum Mujassimah yang memang lihai dalam men-tahrif kitab.

Pada masa dahulu ada seorang ulama Mujassimah, yaitu Ibn Baththah al-’Ukbari, penulis kitab al-Ibanah, sebuah kitab hadits yang menjadi salah satu rujukan utama akidah Wahabi. Menurut al-Hafizh al-Khathib al-Baghdadi, Ibn Baththah pernah ketahuan menggosok nama pemilik dan perawi salinan kitab Mu’jam al-Baghawi, dan diganti dengan namanya sendiri, sehingga terkesan bahwa Ibn Baththah telah meriwayatkan kitab tersebut. Bahkan al-Hafizh Ibn Asakir juga bercerita, bahwa ia pernah diperlihatkan oleh gurunya, Abu al-Qasim al-Samarqandi, sebagian salinan Mu’jam al-Baghawi yang digosok oleh Ibn Baththah dan diperbaiki dengan diganti namanya sendiri.
Belakangan Ibn Taimiyah al-Harrani, ideolog pertama aliran Wahabi, seringkali memalsu pendapat para ulama dalam kitab-kitabnya. Misalnya ia pernah menyatakan dalam kitabnya al-Furqan Bayna al-Haqq wa al-Bathil, bahwa al-Imam Fakhruddin al-Razi ragu-ragu terhadap madzhab al-Asy’ari di akhir hayatnya dan lebih condong ke madzhab Mujassimah, yang diikuti Ibn Taimiyah. Ternyata setelah dilihat dalam kitab Ijtima’ al-Juyusy al-Islamiyyah, karya Ibn al-Qayyim, murid Ibn Taimiyah, ia telah men-tahrif pernyataan al-Razi dalam kitabnya Aqsam al-Ladzdzat.
Tradisi tahrif ala Wahhabi terhadap kitab-kitab Ahlussunnah Wal-Jama’ah yang mereka warisi dari pendahulunya, kaum Mujassimah itu, juga berlangsung hingga dewasa ini dalam skala yang cukup signifikan. Menurut sebagian ulama, terdapat sekitar 300 kitab yang isinya telah mengalami tahrif dari tangan-tangan jahil orang-orang Wahabi.
  • Di antaranya adalah kitab al-Ibanah an Ushul al-Diyanah karya al-Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari. Kitab al-Ibanah yang diterbitkan di Saudi Arabia, Beirut dan India disepakati telah mengalami tahrif dari kaum Wahhabi. Hal ini bisa dilihat dengan membandingkan isi kitab al-Ibanah tersebut dengan al-Ibanah edisi terbitan Mesir yang di-tahqiq oleh Fauqiyah Husain Nashr.
  • Tafsir Ruh al-Ma’ani karya al-Imam Mahmud al-Alusi juga mengalami nasib yang sama dengan al-Ibanah. Kitab tafsir setebal tiga puluh dua jilid ini telah di-tahrif oleh putra pengarangnya, Syaikh Nu’man al-Alusi yang terpengaruh ajaran Wahabi. Menurut Syaikh Muhammad Nuri al-Daitsuri, seandainya tafsir Ruh al-Ma’ani ini tidak mengalami tahrif, tentu akan menjadi tafsir terbaik di zaman ini.
  • Tafsir al-Kasysyaf, karya al-Imam al-Zamakhsyari juga mengalami nasib yang sama. Dalam edisi terbitan Maktabah al-Ubaikan, Riyadh, Wahabi melakukan banyak tahrif terhadap kitab tersebut, antara lain ayat 22 dan 23 Surat al-Qiyamah, yang di-tahrif dan disesuaikan dengan ideologi Wahabi. Sehingga tafsir ini bukan lagi Tafsir al-Zamakhsyari, namun telah berubah menjadi tafsir Wahabi.
  • Hasyiyah al-Shawi ‘ala Tafsir al-Jalalain yang populer dengan Tafsir al-Shawi, mengalami nasib serupa. Tafsir al-Shawi yang beredar dewasa ini baik edisi terbitan Dar al-Fikr maupun Dar al-Kutub al-’Ilmiyah juga mengalami tahrif dari tangan-tangan jahil Wahabi, yakni penafsiran al-Shawi terhadap surat al-Baqarah ayat 230 dan surat Fathir ayat 7.
  • Kitab al-Mughni karya Ibn Qudamah al-Maqdisi al-Hanbali, kitab fiqih terbaik dalam madzhab Hanbali, juga tidak lepas dari tahrif mereka. Wahabi telah membuang bahasan tentang istighatsah dalam kitab tersebut, karena tidak sejalan dengan ideologi mereka.
  • Kitab al-Adzkar al-Nawawiyyah karya al-Imam al-Nawawi pernah mengalami nasib yang sama. Kitab al-Adzkar dalam edisi terbitan Darul Huda, 1409 H, Riyadh Saudi Arabia, yang di-tahqiq oleh Abdul Qadir al-Arna’uth dan di bawah bimbingan Direktorat Kajian Ilmiah dan Fatwa Saudi Arabia, telah di-tahrif sebagian judul babnya dan sebagian isinya dibuang. Yaitu Bab Ziyarat Qabr Rasulillah SAW diganti dengan Bab Ziyarat Masjid Rasulillah SAW dan isinya yang berkaitan dengan kisah al-’Utbi ketika ber-tawasul dan ber-istighatsah dengan Rasulullah saw, juga dibuang.
Demikianlah beberapa kitab yang telah ditahrif oleh orang-orang Wahabi. Tentu saja tulisan ini tidak mengupas berbagai cara tahrif dan perusakan Wahhabi terhadap kitab-kitab Ahlussunnah Wal Jama’ah peninggalan para ulama kita. Namun setidaknya, yang sedikit ini menjadi pelajaran bagi kita agar selalu berhati-hati dalam membaca atau membeli kitab-kitab terbitan baru. Wallahu a’lam.
Penulis: KH. Idrus Ramli
Pengurus Ikatan Alumni Santri Sidogiri (IASS) Jember.

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

2 Responses

  1. Ali Arifin14/03/2014 at 17:40Reply

    Astaghfirullahal'adliim.
    Admin tolong dong bikinin tim untuk menterjemahkan buku-buku salaf yang asli. Yang sering saya lihat dalam kitab-kitab terjemahan sekarang (lihat ke pameran-pameran buku) adalah kitab hasil kreasi tahqiq-an orang-orang mutaakhirin yang bersembunyi dibalik kebesaran kitab-kitab tersebut. Kenapa saya katakan bersembunyi? Karena mereka masih memakai judul asli kitab tersebut. Coba lebih Jantan sedikit, ganti judulnya Misalnya “Koreksi terhadap pemikiran Ibnu Katsir” atau “Koreksi terhadap Kitab Tafsir Kitab al-Mughni” misalnya. Atau buat saja kitab bantahan seperti yang dilakukan ulama-ulama dulu. Nanti orang bisa memilih pendapat mana yang akan diikuti, ulama salaf pengarang asli kitab tersebut atau ulama khalaf yang mentahqiq kitabnya atau yang versi bantahannya.

    Generasi sekarang yang mempunyai ghirah keislaman tetapi mempunyai keterbatasan dalam berbahasa arab, terutama yang bukan dari kalangan pesantren, kadang terjebak dalam situasi ini. Disebabkan karena ketidakmengertian atau ketidaktahuan terhadap perubahan-perubahan isi kitab, mereka menelaah dan mengkaji sendiri (tanpa guru yang mumpuni) kitab-kitab tahqiq-an (tahrif) tersebut, sehingga sering ada kesenjangan pendapat antara mereka dan kalangan pesantren. Hal ini karena mereka membaca isi kitab yang berbeda (beberapa bagian isi aslinya dibuang) meskipun judul kitabnya sama.

    Saya punya terjemahan kitab tafsir tahqiqan, ada delapan jilid. Saat mengikuti “Dialog Buya Yahya dengan rekan SMA seangkatan saya, salah satu dalil dari sumber yang dikemukakan buya tidak saya temukan di kitab tahqiq-an yang saya punya. Kesimpulan saya, dalil itu jangan-jangan telah dibuang oleh pentahqiq nya karena mungkin tidak sesuai dengan pendapat pentaqiq.

    Sebenarnya ini bukti ketidakkonsistenan pendapat mereka, mengapa mereka masih sibuk mengurusi kitab-kitab yang tidak sesuai dengan pendapat mereka. Kalo merasa/menuduh pengarang tersebut penganjur bid'ah kenapa masih direcoki kitab-kitabnya. Kenapa nggak ditinggalkan atau dijauhi tulisan-tulisannya. Pesantren salaf (bukan salaf jadid ya) mana ada yang mengajarkan maupun mentahqiq kitab panutan pentahqiq-pentahqiq tersebut, paling juga menunjukkan ketidakkonsistenan pendapat-pendapat panutan mereka dalam kitab-kitab yang disusunnya.

    Sekali lagi, ayo admin bantu kami yang mempunyai keterbatasan dalam mempelajari kitab-kitab salaf asli. Agar ghiroh kami tidak salah jalan, menyalahkan sesama, membid'ahkan sesama bahkan mengkafirkan sesama,. Na'udzubillaahi min dzaalik.

  2. Rawoyo Abdurrouf22/07/2017 at 03:50Reply

    Memang benar. saya baru beli kitab hasyiah showy pada surat Fathir hal. 307 akhir dan hal. 308 awal terbitan ihyaul kutubil Arabiyah Indonesia ada kekosongan yang hilang dari teks aslinya. Mohon beritahu saya dimana saya dapat membeli teks yang utuhnya/aslinya karena saya khawatir nanti ketika anak saya membaca akan mengalami pemahaman yang tidak pas. Karena sekarang susah untuk mencari teks aslinya,

Tinggalkan Balasan