Dialog Antara Allah dan Penghuni Neraka

Sarkub Share:
Share

neraka

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالإنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالأنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi penghuni neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak diperguanakan untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS. Al-A’raaf : 179)

Manusia adalah makhluk yang sempurna. Allah SWT bukan hanya telah  memberikan hati, mata dan telinga, akan tetapi akal dan keinginan (nafsu) yang dimilikinya memberikan kesempurnaan lebih diantara makhluk-makhluk lainnya. Hal ini pulalah yang mendasari bahwa manusia harus mampu mensyukuri nikmat tersebut. Ada dua pilihan bagi manusia dalam hidup ini, yaitu menjadi orang yang bersyukur atau kufur. Rasa syukur akan menumbuhkan ketaatan kepada Allah, sedang kekufuran hanya akan melahirkan kemurkaan-Nya. Dan pada akhirnya neraka memang diperuntukkan bagi mereka yang kufur. Kehidupan orang-orang kafir di neraka penuh penyesalan yang tiada arti. Sebagaimana Allah gambarkan melalui firman-firman-Nya.

Rasulullah saw bersabda, Seringan-ringan siksa manusia (di neraka) ialah dipakaikannya sepasang alas kaki berikut kedua pengikatnya dari api neraka. Dari keduanya mampu mendidihkan otaknya sebagaimana mendidihnya air di kuali. Ia tidak melihat ada yang lain yang dianggapnya lebih berat siksanya dari dirinya sendiri, padahal sebenarnya itu adalah seringan-ringannya siksaan ahli neraka.” (HR. Bukhari, Muslim dan Turmudzi)

Muhammad bin Ka’ab berkata, “Sesungguhnya penghuni neraka akan (ada kesempatan) memanggil-manggil sampai lima kali, empat kali diantaranya akan mendapat jawaban dari Allah SWT, sedang setelah itu mereka tidak lagi dapat berbicara untuk selama-lamanya.

Penghuni neraka berkata,

قَالُوا رَبَّنَا أَمَتَّنَا اثْنَتَيْنِ وَأَحْيَيْتَنَا اثْنَتَيْنِ فَاعْتَرَفْنَا بِذُنُوبِنَا فَهَلْ إِلَى خُرُوجٍ مِنْ سَبِيلٍ

“Mereka berkata, “Ya Tuhan kami, Engkau telah mematikan kami dua kali, dan telah menghidupkan kami dua kali pula, lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah sesuatu jalan bagi kami untuk keluar dari neraka?” (QS. Al-Mukmin: 11)

Maka Allah menjawab mereka dengan firman-Nya,

ذَلِكُمْ بِأَنَّهُ إِذَا دُعِيَ اللَّهُ وَحْدَهُ كَفَرْتُمْ وَإِنْ يُشْرَكْ بِهِ تُؤْمِنُوا فَالْحُكْمُ لِلَّهِ الْعَلِيِّ الْكَبِيرِ

“Yang demikian itu adalah karena kamu kafir apabila hanya Allah saja disembah. Dan kamu percaya apabila Allah dipersekutukan. Maka putusan sekarang ini adalah pada Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Al-Mukmin: 12)

Kemudian mereka berkata,

رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ

“Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami ke dunia, kami akan mengerjakan amal shaleh. Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin.” (QS. As-Sajdah: 12)

Maka Allah menjawab dengan firman-Nya,

أَوَلَمْ تَكُونُوا أَقْسَمْتُمْ مِنْ قَبْلُ مَا لَكُمْ مِنْ زَوَالٍ

“Bukankah kamu telah bersumpah dahulu di dunia, bahwa sekali-kali kamu tidak akan mati? (QS.Ibrahim: 44)

Kemudian mereka berkata,

رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ

“Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami, niscaya kami akan mengerjaan amal shaleh, berlainan dengan yang pernah kami kerjakan.” (QS. Fathir : 37)

Maka Allah menjawab dengan firman-Nya,

أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ

“Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan apakah tidak datang kepada kamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah adzab Kami, dan tidak ada lagi bagi orang-orang yang zhalim seorang penolong.” (QS. Fathir : 37)

Kemudian seru penghuni neraka,

قَالُوا رَبَّنَا غَلَبَتْ عَلَيْنَا شِقْوَتُنَا وَكُنَّا قَوْمًا ضَالِّينَ رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْهَا فَإِنْ عُدْنَا فَإِنَّا ظَالِمُونَ

“Ya Tuhan kami,, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan adalah kami orang-orang yang sesat. Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami daripadanya dan kembalikanlah kami ke dunia, maka jika kami kembali juga pada kekafiran, sesungguhnya kami adalah orang-orang zhalim.” (QS. Al-Mukminun: 106-107)

Maka Allah menjawab mereka dengan firman-Nya,

قَالَ اخْسَئُوا فِيهَا وَلا تُكَلِّمُونِ

“Tinggallah didalamnya dengan hina, dan janganlah kamu berbicara dengan aku.” (QS. Al-Mukminun : 108)

Dan setelah itu, untuk selama-lamanya mereka tidak dapat berbicara. Dan demikianlah puncak siksa yang sangat berat;

لا يَذُوقُونَ فِيهَا بَرْدًا وَلا شَرَابًا إِلا حَمِيمًا وَغَسَّاقًا

“Mereka tidak mendapat kesejukan di dalamnya, dan tidak pula mendapat minuman, selain air yang mendidih juga nanah.” (QS. An-Naba’: 24-25)

Nabi saw bersabda akan hal itu, “Andaikata seember saja dari nanah tersebut dicurahkan ke dunia, pasti akan terbakarlah penghuni dunia seluruhnya.” Dan Allah berfirman,

لا يَذُوقُونَ فِيهَا بَرْدًا وَلا شَرَابًا إِلا حَمِيمًا وَغَسَّاقًا

“Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan adzab.” (QS. An-Nisa’ : 56)

Nabi saw bersabda, “Penghuni neraka dimakan api setiap harinya tujuh puluh ribu kali, dari setiap kali api itu membakar mereka, maka dikatakanlah kepada mereka, “Kembali lagi,” maka  jasad mereka pun kembali lagi seperti sedia kala. Sedang disana mereka tidak pernah mati. Sebagaimana firman Allah SWT

وَيَأْتِيهِ الْمَوْتُ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ وَمَا هُوَ بِمَيِّتٍ وَمِنْ وَرَائِهِ عَذَابٌ غَلِيظٌ

 “Dan datanglah bahaya maut kepadanya dari segenap penjuru, tapi dia tidak juga mati, dan dari hadapannya masih ada adzab yang pedih.” (QS. Ibrahim: 17)

Dari keterangan Al-Qur’an dan Sunnah yang shahih tersebut dapat disimpulkan, bahwa penduduk neraka adalah orang-orang musyrik, kafir, munafik, orang-orang yang sombong, dan pemimpin yang zhalim, para pezina, peminum khamer, pemakan riba dan harta anak yatim tanpa alasan yang benar, pembunuh orang mukmin tanpa hak, pelaku bunuh diri, orang yang meninggalkan shalat, zakat dan shaum, dan orang yang durhaka kepada orang tuanya, yang kesemuanya adalah cerminan orang-orang yang kufur  akan nikmat Allah SWT. Sungguh besar kehinaan dan kecelakaan para penghuninya.

Wahai manusia durhaka yang senantiasa bergelimang dengan maksiat dan dosa, tidaklah kedahsyatan Jahannam menggetarkan hatimu? Allah menyediakan untuk hamba-hamba-Nya yang ingkar lagi sombong. Ingatlah, sekecil apapun dosa yang pernah engkau lakukan, janganlah merasa aman dari adzab Allah, sadarlah dan bertaubatlah. Dimanakah dan kemanakah nikmat Allah selama ini engkau habiskan? Besar kecil nikmat bukan menjadi ukuran untuk tidak bersyukur kepada-Nya. Akan tetapi taufik, hidayah keimanan dan kesehatan adalah modal untuk menghindar dari dahsyatnya api neraka.

Wallahu A’lam dan smg bermanfa'at untuk kita semua. Amiin

 

Sumber : Dikutip oleh Tim Sarkub dari tulisan Dr. Ibnu Mas'ud Al-Menyani, Mkub

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan