Bentengi Ummat Dengan Bukhori-Muslim

Sarkub Share:
Share

Profil Pondok Pesantren Al Ittihad Poncol, Bringin, Semarang

Seratus duapuluhsatu tahun yang lalu, desa yang ramai dengan kegiatan para santri itu masih berupa wilayah yang jarang dikunjungi penduduk. Ngrekesan (yang sekarang dikenal dengan Poncol) masih terkenal angker. Bahkan, ketika seseorang melewati daerah tersebut keselamatannya tidak dapat di jamin.

Pondok Pesantren Putra-Putri Al Ittihad, atau yang lebih populer dengan Pondok Poncol, terletak di sebelah selatan kecamatan Bringin, atau 7 km ke utara dari kota Salatiga. Kami sepakat untuk memulai perjalanan pada sore hari. Di samping faktor cuaca, medan yang akan kami tempuh juga lebih mendukung untuk di lalui. Kurang lebih 30 menit perjalanan yang kami tempuh dari kota Salatiga, transit terakhir kami sebelum bertolak ke Bringin.

Sampai di Bringin. Ribuan pepohonan yang terlihat dari kejauhan, memacu adrenalin kami; itu adalah desa Poncol, tempat berdirinya Pesantren yang terkenal dengan pengajian Shohih Bukhori-Muslimnya. Dan dari Bringin, kami sepakat untuk melaluinya dengan jalan kaki.

Reporter: Shopa, Hakim, Rohim & Atinity

Secuil Kisah dari Mbah Misbah

Seperti kembali ke masa lalu, tekstur tanah yang berbukit-bukit, serta pepohonan yang masih ramai menjulang menjadi daya tarik tersendiri bagi Pondok Poncol; pesantren yang dibangun diatas paru-paru dunia.

Pondok Poncol didirikan pada tahun 1893 M/1310 H oleh KH. Misbah, keturunan ke 10 Raden Syahid Sunan Kalijaga, atau keturunan ke 14 Maulana Ishaq Blambangan. Kabar tentang kealiman dan keilmuannya didengar oleh Mbah Sinder, penguasa Getas. Pada tahun ke empat setelah kembali dari perantaunnya ke Ngawi, beliau diminta oleh Mbah Sinder untuk mengamankan daerah Ngrekesan, sebelah utara desa Getas. Ngrekesan yang terkenal angker itu adalah tempat bertemunya dua aliran sungai, yang konon jika seseorang melintasi daerah tersebut keselamannya tidak dapat terjamin. Wilayah Ngrekesan inilah yang kelak menjadi desa Poncol.

Setelah berhasil mengamankan wilayah Ngrekesan, sebagai imbalannya Mbah Misbah berhak atas kepemilikan Ngrekesan. Tidak mudah untuk merubah Ngrekesan yang angker itu menjadi tempat pemukian yang aman. Namun berkat bantuan dari kedua kerabatnya, Yadi dan Safran, Ngrekesan menjadi tempat yang nyaman untuk menjadi tempat pemukiman dan bercocok tanam.

Tidak perlu menunggu lama bagi Mbah Misbah untuk membangun pusat pendidikan. Pengajian yang dipimpin langsung oleh Mbah Misbah mendapat respon positif dari masyarakat setempat. Kemudian, selang beberapa waktu, kabar keilmuan Mbah Misbah mulai merambah keluar daerah hingga membuat jamaah pengajiannya membludak. Sebagai pemecahnya, Masjid Misbahur Rohman pun di bangun sebagai fasilitas pengajian.

Mbah Misbah wafat pada 12 Dzulhijjah 1332 H di kota Makkah saat beliau menunaikan ibadah Haji, dan dimakamkan disana. Kemudian, tongkat kepengasuhannya di lanjutkan oleh putra beliau, KH. Hasan Asy’ari.

 

Sistem Pendidikan

Pondok Poncol – yang rindang dan asri itu sekarang memiliki 400 santri putra dan putri, yang tercatat tinggal di asrama. Sarana dan prasarana yang dimilikinya juga lengkap, selain asrama yang memadai, Madrasah Manba’us Sunnah juga menawarkan kurikulum yang tak kalah bergengsi dengan sekolah-sekolah elit lainnya.

Jenjang pendidikan dimulai dari tingkatan Ibtida’iyah, Tsanawiyah kemudian Aliyah. Masing-masing tingkatan berdurasi 2 tahun. Pondok Poncol juga memiliki R.A. Al Ittihad dan SMK Al Ittihad, sebagai jawaban untuk memberikan pendidikan yang komplit kepada para santri.

Kegiatan para santri juga beragam, mulai Musyawarah, Khitobah, Seni Baca Al Qur’an, Pengajian Shohih Bukhori-Muslim dan sejumlah kegitan lainnya. Selain dibekali ilmu secara teoritis, para santri juga dibekali dengan beberapa ilmu praktis, yaitu pendidikan keterampilan atau kegiatan ekstra kurikuler. Untuk lebih lengkapnya, bisa dilihat pada tabel.

 

Bentengi Umat dengan Bukhori-Muslim

Bermula dari saran keluarga, KH. Ahmad Asy’ari (pengasuh generasi ketiga) memulai pengajian kitab Shohih Bukhori-Muslim pada tahun 1948. Pengajian Shohih Bukhori-Muslim menjadi corak khusus yang dimiliki Pondok Poncol. Pengajian ini sendiri diselenggarakan dalam rangka memperingati Haul KH. Hasan Asy’ari yang jatuh pada bulan Jumadil Akhir. Adanya pengajian duo shohih ini tak lepas dari peran KH. Shodaqoh, ulama kharismatik dari Bugen, Semarang. Pada tahun pertama, kitab yang dibaca adalah Shohih Bukhori. Dan pada tahun berikutnya adalah kitab Shohihul Muslim, begitu seterusnya secara bergantian.

Tahun demi tahun, pengajian bertambah semarak dengan peserta pengajian yang datang dari berbagai penjuru. Tidak hanya dari indonesia tapi juga dari negara-negara tetangga yaitu Malaysia dan Singapura. Sejumlah kyai besar seperti KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Syaikhina KH. Abdullah Faqih (menurut beberapa sumber) dan KH. Syamsuri (Brabo) tercatat pernah mengikuti pengajian rutinan ini.

 

Perjalanan Shohih Bukhori-Muslim

Semua masyarakat di dataran Semarang dan sekitarnya sepakat, Pondok Poncol menjadi primadona karena pengajian duo kitab shohihnya. Dimulai dari KH. Ahmad Asy’ari, beliau memimpin pembacaan kitab Shohih Bukhori-Muslim selama 29 tahun (1948-1977). Kemudian di lanjutkan oleh KH. Fadlil Asy’ari selama 29 tahun (1977-2006). Pada periode ini, KH. Fadlil Asy’ari mengajak dua kerabatnya, yaitu: KH. Habib Ahmad (1977-1987) dan KH. Ma’mun Ahmad (1977-2003).

Periode selanjutnya, KH. Musta’in Ahmad juga turut andil dalam pengajian ini. Beliau memimpin pembacaan Shohih Bukhori-Muslim selama 10 tahun (2003-2013). Hingga kemudian tiga serangkai, KH. Nur Cholis Thohir, KH. Fathur Rohman Thohir dan K. Fatih Al Hafidl meneruskan perjuangan para leluhurnya. Beliau bertiga mulai memimpin pengajian dari tahun 2007 sampai sekarang.

Pondok Poncol boleh saja terpencil, namun jangkar keilmuannya telah terdengar hingga ke penjuru Asia Tenggara. Bagi anda penggemar kitab klassik –khususnya duo shohih- Pondok Poncol layak masuk dalam agenda pengajian anda. 

Sumber : Majalah Langitan Edisi 55

 

 

 

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan