Ada Upaya Penghapusan Sejarah Peran Walisongo

Sarkub Share:
Share

Dulu pada tahun 2002, ada satu buku yang cukup mengejutkan kalangan umat Islam di Jawa, khususnya di kalangan warga nahdliyyin. Buku itu berjudul “Walisongo: Apakah Ada?” karangan Syamsudduha.

Salah satu yang merasa gundah dengan buku tersebut adalah Agus Sunyoto, akademisi dari Universitas Brawijaya. Persoalan yang membuatnya gundah, karena di buku itu disebutkan, bahwa Walisongo itu tidak ada, melainkan cuma dongeng yang berkembang di masyarakat.

”Saya tunggu, kalau-kalau ada (buku) yang meng-counter, namun ternyata tidak ada,” ujar penulis buku Suluk Abdul Jalil mengawali permbicaraannya saat menjadi narasumber dalam diskusi tentang ‘Peran Walisongo dalam Penyebaran Islam di Tanah Jawa’ yang diselenggarakan Perhimpunan Pemangku Makam Auliya (PPMA) di Graha Wisata, Colo, Jumat (9/3) malam.

Dia mengutarakan, ada intelektual-intelektual yang berupaya menghapus jejak para auliya dan Walisongo dalam proses penyebaran Islam di tanah Jawa. Dalam Ensiklopedi Islam yang terbit pada 2010, katanya, tidak tercantum nama-nama para wali di karya intelektual ini.

”Saya cari nama Sunan Kalijaga di ensiklopedi ini, tidak ada. Nama Sunan Ampel juga tidak ada. Kalau di ensiklopedi Islam yang terbit di Indonesia saja walisongo tidak tercantum, maka 20 sampai 25 tahun ke depan, walisongo hanya akan dianggap sebagai dongeng dari sisi akademik,” ucapnya prihatin.

Melihat diskriminasi dan adanya upaya penghapusan peran wali dalam proses penyebaran Islam, Agus Sunyoto pun melakukan kajian serius terkait hal ini. ”Kebetulan saya masih mempunyai simpanan naskah-naskah masa Majapahit,” ujarnya.

Dalam berbagai literatur yang dikaji, ia menemukan data-data bahwa proses islamisasi di Indonesia erat kaitannya dengan walisongo. ”Walisongo merupakan tokoh sejarah, bukan dongeng. Ada faktanya. Ada prasasti. Namun karena bahasanya Kawi, maka tidak banyak orang yang bisa memahami,” ungkapnya.

Agus Sunyoto yang sedang menyiapkan penerbitan buku ‘Atlas Walisongo’ ini pun menegaskan, Walisong berhasil melahirkan peradaban dan kebudayaan yang berbeda dengan zaman majapahit. ”Walisongo menciptakan karya, membuat tembang gede, tembang tengahan, dan lain sebagainya,” ujarnya.

Jadul Maula, penulis senior yang menjadi salah satu narasumber lebih menyoroti walisongo dari konteks budaya yang menjadi salah satu media dakwah waktu itu. Salah satunya adalah wayang. Hanya saja, menurutnya, saat ini tidak banyak kalangan Islam dan pesantren yang menggunakan budaya, apalagi wayang untuk menyampaikan dakwah. ”Wayang yang banyak dikenalkan walisongo, saat ini lebih banyak sisi hiburannya, seakan tidak ada kaitannya dengan Islam,” katanya.

[Rosidi/Suara Merdeka]

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

16 Responses

  1. Triyono24/03/2012 at 17:42Reply

    Rasululloh dan para sahabat yang hidup lebih dari 14 abad yg lalu saja masih ada catatan/atsarnya yg sahih yang diketahui oleh manusia sampai sekarang karena telah dicatat dalam kitab-kitab. Sedangkan riwayat tentang walisongo itu gak ada catatan dalam kitab-kitab,kita hanya mendengar dari dongeng-dongeng orang dulu yg tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kemudian dikuatkan dengan film-film yg dibuat manusia untuk membenarkannya,apalagi dibumbui dengan kesaktian-kesaktian yg dimiliki oleh para walisongo,jadinya ya klop. Toh mereka para walisongo juga bukan seorang nabi atau rasul,jadi ajarannya bila kita tinggalkan juga gak apa-apa/gak dosa,karena kita cuma diperintah untuk mengikuti & mengamalkan yang Rasululloh sampaikan. Seorang yg benar-benar muslim pasti menggunakan akalnya dengan baik, mereka pasti lebih mengutamakan amalan-amalan yg riwayat haditsnya shahih,bukan amalan-amalan yang katanya.. katanya.. yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

  2. Triyono26/03/2012 at 16:24Reply

    Pada jaman walisongo belum ada kamera,trus.. dari mana antum dapatkan gambar wajah-wajah beliau dengan dusta ini??? Tak kasih tahu ya… orang-orang yang suka dusta dalam menampilkan gambar wajah-wajah manusia yang kemudian dituhankan oleh mereka. 1.Orang nasrani yang menggambarkan wajah nabi Isa bin maryam dengan dusta. 2.Orang syiah yang menggambarkan wajah Ali bin Abi tholib dengan dusta. 3.Orang-orang jahil/zindiq yang menggambarkan wajah syaikh Abdul Qadir al Jelani dengan dusta 4.Tim Sarkub yang menggambarkan wajah-wajah walisongo dengan dusta. Sungguh.. sama dengan orang-orang jahiliyah dulu yg mereka menggambarkan orang alim-alim mereka kemudian mereka menyembahnya.

    • Author

      Wong Tegal30/03/2012 at 09:34Reply

      Triyono menulis: orang-orang yang suka dusta dalam menampilkan gambar wajah-wajah manusia yang kemudian dituhankan oleh mereka.
      tanggapan kami: Maaf, kalau menuhankan itu sudah diluar area kami. sesembahan kami hanya Allah SWT. mungkin anda salah sasaran. silahkan lontarkan saran anda ini kepada orang yang tepat, bukan kepada kami!

  3. Aji Saka26/03/2012 at 23:49Reply

    Dasar otak cingkrang gak jangkep, jadi dikiranya apa yg ada di otaknya yang cingkrang itulah yang paling benar, komennya benar2 sangat menghibur…(ngakak.com smp cuapek dueehh)

  4. nasir ex wahabi27/03/2012 at 05:29Reply

    @ Triyono
    Toh Ibnu Abdul Wahab pendiri dan dedengkot aliran sesat Wahabi bukan seorang nabi atau rasul,jadi ajarannya harus kita tinggalkan, kalau kita mau selamat sebab ajaran wahabi itu bukan Islam yang Murni tapi Islam yang sudah bercampur dengan ajaran Nasrani dan Yahudi, Tauhidnya sama dengan Tauhid Trinitasnya Nasrani yaitu membagi Tauhid jadi tiga yg tidak ada dari Zaman Rosulullah SAW dan dalam Al Qur’an juga tidak ada ayat yg menjelaskan Tauihid dibagi tiga adanya di injilnya Nasrani.

  5. Triyono27/03/2012 at 06:24Reply

    Boleh sekarang antum-antum pada tertawa ngakak,tapi jangan lupa nanti didalam kubur antum-antum pada menangis karena gak sempat tobat didunia. Karena didunia hanya menertawakan syariat-syariat yang disampaikan Rasululloh.

    • Author

      Wong Tegal30/03/2012 at 09:29Reply

      menghancurkan makam wali itu syari’atnya Muhammad bin Abdul Wahhab.

  6. Triyono29/03/2012 at 17:34Reply

    Untuk Nasir… Antum mesti banyak belajar,Antum menuduh syaikh Muhammad tanpa ilmu,hanya membeo saja mengikuti apa kata tim sarkub. Coba antum baca kitab Tauhid oleh beliau syaikh Muhammad,nanti antum akan tahu bagaimana aqidah beliau.

  7. Triyono29/03/2012 at 18:07Reply

    Untuk semua yg belum tahu bagaimana hakekat dakwah,aqidah dan bantahan terhadap Fitnah & tuduhan dusta kepada Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab,coba antum baca kitab “Islamiyah La Wahabiyah” oleh Prof.Dr.Nashir bin Abdul Karim Al-Aql dan kitab “Wahabi dan Imperialisme” oleh Dr.Muhammad bin Sa’ad Asy-Syuwai’ir, Insya Allah akan bermanfaat untuk antum semua.

  8. Aji Saka30/03/2012 at 13:58Reply

    ya sudah..klo gitu kita sama2 tunggu di dalam kubur saja nggak usah saling menyalahkan dan merasa benar sendiri….klo gitu plis dech jangan ganggu dan jangan usik kami2…..biarkan kami yasinan, Tahlilan, Sholawatan, Tawasulan,dll dengan tenang…tanpa gangguan….itu sana kamu urusi saja kroni2 nenek moyang kamu imperalis barat, Saudi,Inggris, yahudi dan kroni2nya, memang kami tidak pantas masuk sorga, tetapi semoga Alloh SWT memberikan belas kasihannya kepada kami,dan mengumpulkan kami dengan Para Nabi dan para Wali Kekasih Alloh, dan tidak dikumpulkan dengan golongan mas Triono gak papalah….gitu saja kok repot….

  9. Triyono30/03/2012 at 19:24Reply

    Untuk Aji Saka… Kita semua ini umat Rasululloh & kita semua mencintai Rasululloh. Sebagai sesama muslim kita harus selalu nasehat menasehati dgn kesabaran bukan ingin menang-menangan. Kalau antum benar-benar mentadaburi isi Al Qur’an maka didalam Al Qur’an banyak dijelaskan tentang penyesalan orang-orang kafir yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah dan tidak beriman kepada Rasululloh. Mereka ingin kembali kedunia untuk beriman kepada Allah & Rasululloh,tetapi hal itu tidak mungkin terjadi karena masa kehidupan didunia telah berakhir. Mumpung kita masih diberi kesempatan untuk hidup didunia yg sangat singkat ini, marilah kita benar-benar mentauhidkan Allah & tidak berbuat kesyirikan walaupun sekecil-kecilnya. Karena kesyirikan akan menghapuskan semua amal kita didunia. Dan kalau benar-benar kita ingin mencintai Rasululloh,marilah kita amalkan sunnah-sunnah beliau yang telah banyak ditinggalkan oleh manusia,karena manusia sekarang telah beragama dengan akal-akal mereka. Marilah kita bersholawat sebagaimana sholawat yg Rasululloh ajarkan,kita membaca tahlil sebagaimana tahlil yg Rasululloh ajarkan,kita bertawasul sebagaimana tawasul yg Rasululloh ajarkan,dan semua amalan-amalan yang kita amalkan harus kita bertanya dulu apakah amalan ini Rasullulloh contohkan & para sahabat mengamalkan apa tidak. Kalau beliau Rasululloh & para sahahat mengamalkan amalan itu, kita boleh mengamalkan,tapi kalau Rasululloh tidak mencontohkan & para sahabatpun tidak mengamalkan ya kita harus ikhlas meninggalkan amalan itu. Karena Rasululloh & para sahabatnya adalah suri tauladan kita dalam beramaliyah. Ketahuilah bahwa Islam adalah Sunnah dan Sunnah adalah Islam,kedua-duanya harus berjalan bersama-sama & kita tidak boleh memisahkannya.

  10. Mbah Jo30/03/2012 at 21:14Reply

    Yang mengingkari wali songo itu mungkin tidak tahu sejarah.Atau tahu tapi berusaha mengingkarinya,karena wali songo adanya di tanah Jawa,Indonesia. Coba kalo wali songo itu dari nejd, arab saudi sono..mungkin akan sangat dibela oleh pengikut2nya..
    Bagi masyarakat Jawa,wali songo merupakan sejarah yang turut membumikan & membesarkan ajaran Islam kepada masyarakat yang masih menganut hindu/budha di masa itu. Karakter masyarakat Indonesia umumnya,& Jawa khususnya,dikenal dengan tata krama/unggah-ungguh yang tinggi,menghormati setiap hal yang tidak bertentangan dengan norma2 sosial. Termasuk menghormati peran wali songo dalam penyebaran agama Islam,dengan menjaga & merawat makam2 beliau. Mugkin bagi wahabi hal ini tidak berlaku,karena,jangankan mengormati makam ulama,lha wong makam Rosululloh aja klo ndak ditentang muslimin sedunia akan mereka bongkar.. karena mereka beranggapan mengundang syirik..
    Kita juga kudu terima kasih nih sama wahabi,karena dengan kehadirannya menjadikan kita lebih termotivasi untuk belajar mengaji & mengkaji kitab2 klasik yang sudah mulai terabaikan oleh generasi muda,karena gencarnya ghozwul fikri yang dilakukan oleh musuh2 Islam. Yang lebih tragis,apa yang dilakukan oleh segolongan dari umat Islam itu sendiri. Kalau orang kafir,jelas mereka tanda dan benderanya apa..lha klo orang Islam..?

  11. bang idris02/04/2012 at 11:47Reply

    Mbah Jo..

    makasih pencerahannya. Saat ini, banyak yang melupakan bahkan berupaya untuk menghilangkan jejak perjalanan para ulama terdahulu, terutama di Indonesia.

    syukur alhamdulillah, hadirnya Wahabi, menjadi ghiroh tuk belajar dan mengkaji kitab-kitab ulama salafush sholeh..

  12. ahmad prayitno11/05/2013 at 13:38Reply

    benar2 salut dg org2 aswaja..pendapat mbah jo dkk mantabbb..ciri org yg pandai syukur kpd Allah belajar dulu bersyukur pd sesama..(pd pr ulama, walisongo,para imam terdahulu,pd nabi kita)

Tinggalkan Balasan