Lukisan Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani, Manakah Yang Benar?

Sarkub Share:
Share

jaelani 1

Lukisan Versi Tua yang mendekati kebenaran

Orang zaman sekarang tentu tak mengetahui dengan pasti sosok wajah Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani yang sesungguhnya. Wajar saja, pada masa ia hidup, teknologi kamera belum dikenal.
Beberapa versi lukisan wajah Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani kini banyak tersebar luas di masyarakat. Tapi secara umum, lukisan Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani hanya punya dua versi. Yaitu, versi lukisan "yang tua" dan "yang muda".


Lukisan Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani yang versi tua, konon, mendekati sosok wajah Syaikh yang sebenarnya. Lukisan versi tua ini pun memiliki beberapa versi. Tapi secara umum hampir mirip satu sama lain. Seperti yang juga dipublikasi oleh salah satu komunitas tarekat di Nusantara.


Boleh jadi ini semacam lukisan berantai, yaitu dari lukisan pertama kemudian direproduksi dengan cara dilukis lagi, dan begitu seterusnya. Mungkin juga tidak be¬gitu prosesnya, tapi melalui proses melukis yang berdasarkan pengalaman ruhani masing-masing orang yang melukiskannya. Wallahu a'lam.

Walhasil, lukisan-lukisan Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani versi tua, meski dilukis dengan beberapa versi, memang memiliki kemiripan. Dari sekian banyak lukisan Al-Jilani versi tua itu, kemudian dipilih salah satu versi yang menu rut catatan yang terdapat pada versi lukisan sketsa yang sesuai dengan lukisan berformat penuh warna itu 'an makhthuthah qadimah fi mathaf istanbul turkiya – dikutip dari catatan lama pada museum Istanbul, Turki.


Tentu saja kami tak berpretensi untuk menyatakan bahwa lukisan itu adalah lukisan yang sesungguhnya dari wajah Al-Jilani. Mungkin benar, mungkin juga tidak. Setidaknya, Iukisan ini pun telah lama beredar di tengah masyarakat sebagai Iukisan yang mewakili personifikasi Al-Jilani, tak sedikit yang meyakini kebenarannya, dan tak terdapat sanggahan yang bersifat memastikan tertolaknya kebenaran Iukisan tersebut.

Jaelani_4

Lukisan versi Muda ini sebenarnya adalah Syaikh Abdul Qodir Al-Jazairi

Alasan yang terakhir disebutkan di atas, yaitu "tak terdapat sanggahan yang bersifat memastikan tertolaknya kebe¬naran Iukisan tersebut", juga menjadi alasan kenapa kami tidak memilih Iukisan yang versi muda. Mengenai Iukisan yang disebut-sebut sebagai Iukisan Al-Jilani versi muda, sesungguhnya telah terjadi kekeliruan berantai di tengah-tengah masyarakat tentang hal itu. Lukisan tersebut sebenarnya berasal dari sebuah foto. Artinya, itu sosok orang zaman belakangan, yaitu saat teknologi kamera sudah dikenal.


Wajah yang ada pada lukisan yang dikatakan sebagai Al-Jilani semasa muda itu sebenarnya adalah wajah Syaikh Abdul Qadir Al-Jazairi. Foto- fotonya dapat dengan mudah ditemui di internet saat ini. Mungkin karena nama yang hampir mirip, seorang pelukis merepro foto itu dengan cara melukisnya kemudian secara gegabah menyebarluaskannya sebagai lukisan Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani.


Kemudian, dari mana orang mendapat foto Al-Jazairi, sedangkan lukisan Al-Jilani versi muda itu pun sudah beredar lama, setidaknya dalam dua puluh tahun terakhir, jadi sebelum era,internet merebak di negeri ini?


Siapakah Syaikh Abdul Qadir Al-Jazairi? Syaikh Abdul Qadir Al-Jazairi (1808-1883) adalah seorang sayyid dari keluarga Al-Hasani. la seorang ulama besar, sufi agung, sekaligus mujahid kebanggaan bangsa Al-Jazair. Dalam dunia sufi, ia mengamalkan Thariqat Qadiriyah.


Sejarah mencatat, tahun 1830 Prancis datang menyerang Aljazair dengan tujuan menjadikan negara itu sebagai wilayah jajahannya. Rakyat Aljazair mengadakan perlawanan keras, dengan tokoh sentralnya adalah Syaikh Abdul Qadir Al-Jazairi. Tahun 1834, tentara Prancis mengalami kekalahan telak. Sepertiga tentara Prancis tewas dan setengah dari tentara yang masih hidup menjadi tawanan perang.


Tahun 1836, tentara Prancis akhirnya berhasil mengalahkan pasukan Al-Jazairi. Dengan taktik perang yang membuat rakyat kelaparan, menghancurkan ladang, kebun buah, dan hewan ternak. Akhirnya Al-Jazairi terpaksa menyerah pada tahun 1847 dan dipenjarakan di Prancis.
Selepas dipenjarakan selama sembilan tahun, Al-Jazairi dibebaskan, dengan syarat tidak kembali ke negaranya.


Sebagai seorang tokoh besar, foto- foto Al-Jazairi pun beredar, meski pada beberapa tahun silam mungkin masih terbatas. Salah satu fotonya terdapat dalam kamus Al-Munjid, yang sudah sejak lama banyak digunakan para pelajar Nusantara. Kemungkinan, lukisan itu awalnya merujuk pada foto Al-Jazairi yang terdapat dalam kamus tersebut. Wallahu 'alam.

 

Dikutip oleh: Tim Sarkub (www.sarkub.com)
Sumber: Majalah Alkisah No. 07/2011

 

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

14 Responses

  1. Mulabbi12/05/2013 at 01:45Reply

    izin share

  2. Djaring Subondo27/05/2013 at 08:05Reply

    Sedikit tambahan untuk tim sarkub, kebetulan alm guru saya adalah keturunan langsung dari Syekh Abdul Qodir Al Jailani, dengan nasab sbb :
    Habib Umar Al Jailani bin Abdulqodir bin Muhammad bin Abdul Qodir bin Muhammad Nuruddin bin Ya’qub bin Sulaiman bin Alauddin Ali bin Muhammad bin Abdul Qodir bin Ali Nuruddin bin Muhammad Al Kamal bin Muhammad Syarief bin Muhammad bin Abdul Qodir bin Ibrahiem bin Muhammad Sa’id bin Abdullah bin Yaasin bin Abdur Rozaq bin Syarifuddin bin Ahmad bin Ali Al Hasyimi bin Ahmad Syihabuddin bin Al Qosim Syarifuddin bin Yahya Muhyiddin bin Nuruddin Yahya bin Alaudin Ali bin Syamsuddin Muhammad Al Kamal bin Saifuddin Yahya bin Thohiruddin Ahmad bin Abi Nashir Muhammad bin Abi Sholih Abdurrozaq bin Sulthon Al Auliya’ wa Al ‘Arifin Quthb Al Jami’ al Maqam wa Ghouts al A’dhzom Sayyidi asy Syekh Abdil Qodir Al Jailani Al Hasani bin Abi Sholih Musa Janki Dausat bin Abdullah bin Yahya Az-Zahidi bin Muhammad bin Dawud bin Musa Ats Tsani bin Abdullah bin Musa al Juni bin Abdullah Mahidh bin Hasan Mutsanna bin Al Imam Sayyidina Hasan Ash Sibthi RA bin Ali bin Abi Tholib KW wabna Fathmah az Zahra’ al Batul RA binti Rasulillah Muhammad SAW.
    Sedangkan ibunya adalah : Syarifah/Hababah Ruqayah binti Abdullah bin Umar bin Thoha bin Hasan (Keramat Jati) bin Thoha bin Muhammad bin Thoha bin Syekh bin Ahmad bin YAHYA bin Hasan Al Ahmar bin Ali bin Alwi bin Muhammad Maula ad Dawilaih bin Ali bin Alwi bin Sulthon Al Auliya’ wa Al ‘Arifin Quthb Al Jami’ al Maqam wa Ghouts al A’dhzom Sayyid Muhammad al Faqih al Muqoddam bin Ali bin Muhammad Shohib al Mirbath bin Ali Kholi’ Qosam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin ‘Ubaidillah bin Ahmad Al Muhajir bin ‘Isa Ar Rumi bin Muhammad An Naqieb bin Ali Al ‘Uraidy bin Ja’far Ash Shodiq bin Muhammad Al Baqir bin Ali Zainal ‘Abidin bin Al Imam Sayyidina Hussein as Sibthi RA bin ALi KW wabna Fathimah Az Zahra’ Al Batul RA binti Rasulillah Muhammad SAW.
    Beliau tinggal dan wafat di Purwokerto Jawa Tengah dan mempunyai anak laki-laki satu-satunya yaitu Habib Muhammad Rizal Al Jailani dan cucu laki-laki Sayyid Ahmad Syarif Al Kailani Al Jailani. Dimakamkan di dekat salah satu gurunya yaitu Syekh Muhammad Abdul Malik bin Muhammad Ilyas bin Ali Diipowongso bin Abdul Hamid (P. DIPONEGORO)

    • Djaring Subondo27/05/2013 at 08:08Reply

      Lanjutan : beliau yang tahu gambar tersebut mana yang asli dan mana yang tidak

  3. Ramadlan Capri03/07/2013 at 16:30Reply

    sedikit tambahan.
    kalau menurut al-marhum guru saya,gambar syaikh abdul qadir al-jilani yang muda itu adalah gambar syaikh abdul qadir al-kailani
    di dunia ini memang banyak hal yang perlu kita tinjau lagi,diantaranya adalah mengenai:
    Asal Usul Penulisan Ramadlan Menjadi Ramadhan

  4. Sastro Soeprapto11/12/2013 at 02:02Reply

    beliu memang sosok yang patut qta teladani dlm keimananya,,tp jgn qta lebih lebihkan karna jika qta menganggap beliau lebih, atau setara dgn nabi,itu adalah dosa.

  5. Abu Sheema Izhar09/01/2014 at 08:46Reply

    sok tahu!

  6. Abu Sheema Izhar09/01/2014 at 08:47Reply

    emang klu sudah tua alisnya bisa naik gitu yaa??

  7. Abu Adara11/01/2014 at 19:02Reply

    Bukankah menggambar makhluk dilarang dalam islam?

  8. Iqbal Nsy19/01/2014 at 01:39Reply

    foto itu palsu semua…

  9. Bimo Adji Sukmo31/01/2014 at 23:36Reply

    Lukisan atau gambarnya ngak penting
    yg paling penting & bermanfaat untuk kita fahami & jalani adalah prilaku2 cara2 hidup beliau,liltakdimmi ila sultonul auliak as sech abdul qodir jilani rodhiallohhuan hu, al fatikhah…

  10. esse02/02/2014 at 21:53Reply

    pakai akal sehat . lukisan bisa diukur kapan di buat .buat apa gambarnya, belum cukupkah kuburnya dikultuskan ( kalau gak palsu)

  11. Ryoko Perdana24/02/2014 at 23:31Reply

    Memang beliau itu ya dia-dia juga.hahahaha sama aja

  12. Arghif Wech'bo25/02/2014 at 03:08Reply

    Bang Hamid kmn niy? wkwkwkkkkk…

  13. Umar21/09/2022 at 23:08Reply

    Assalamualaikum izin download gambar nya tuan ?

Tinggalkan Balasan