Ibnu Taimiyah Membungkam Wahabi Yang Anti Tahlilan

sarkub.com ibnu taimiyah sesat wahabi
Sarkub Share:
Share

Syaikh Ibnu Taimiyah, ulama panutan dan sokoguru Wahhabi, pernah ditanya tentang ritual seperti tahlilan, yang mencampur antara ayat-ayat Al Quran, tahlil, istighfar, shalawat, dan lain-lain dalam satu komposisi. Ternyata Ibnu Taimiyah membenarkan serta menganjurkannya. Dalam hal ini Ibnu Taimiyah berkata :

 “Ibnu Taimiyah ditanya, tentang seseorang yang memprotes ahli dzikir (berjama’ah) dengan berkata kepada mereka, “Dzikir kalian ini bid’ah. Mengeraskan suara yang kalian lakukan juga bid’ah.” Mereka memulai dan menutup dzikirnya dengan al-Quran, lalu mendoakan kaum Muslimin yang masih hidup dan sudah meninggal. Mereka mengumpulkan antara tasbih, tahmid, tahlil, takbir, hauqalah, dan shalawat Nabi Muhammad SAW?” Lalu Ibnu Taimiyah menjawab, “Berjama’ah dalam berdzikir, mendengarkan al-Quran dan berdoa adalah amal sholeh, termasuk qurbah dan ibadah yang paling utama dalam setiap waktu. Dalam Shahih al-Bukhari, Nabi Muhammad SAW bersabda,”Sesungguhnya Allah memiliki banyak malaikat yang selalu bepergian di muka bumi. Apabila mereka bertemu dnegan sekumpulan orang yang berdzikir kepada Allah, maka mereka memanggil, “Silakan sampaikan hajat kalian.”, lanjutan hadits tersebut terdapat redaksi, “Kami menemukan mereka bertasbih dan bertahmid kepada-Mu.”…. Adapun memelihara rutinitas aurad (bacaan-bacaan wirid) seperti shalat, membaca Al-Quran, berdzikir atau berdoa, setiap pagi dan sore serta pada sebagian waktu maam dan lain-lain, hal ini merupakan tradisi Rasulullah Muhammad SAW dan hamba-hamba Allah yang sholeh, zaman dahulu dan sekarang.” (Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyah, juz 22, halaman 520).

Pernyataan Syaikh Ibn Taimiyah di atas memberikan beberapa kesimpulan:
Pertama) bahwa dzikir berjamaah dengan komposisi bacaan yang beragam antara ayat al-Qur’an, tasbih, tahmid, tahlil, shalawat dan lain-lain seperti yang terdapat dalam tradisi tahlilan adalah amal shaleh dan termasuk qurbah dan ibadah yang paling utama dalam setiap waktu.

Kedua) Dzikir bersama atau berjamaah dengan mengeraskan suara dan bacaan seragam seperti Tahlilan, tidaklah bid’ah, bahkan termasuk amal dan ibadah utama di setiap waktu.
Ini bukti bahwa ajaran Wahabi, dari waktu ke waktu semakin ekstrem. Amaliyah yang dibolehkan oleh guru-guru mereka, sekarang mereka bid’ahkan. Jika memang Wahabi mengikuti jejak Ibnu Taimiyah, harusnya mereka menggelar Tahlilan, bukan malah melarangnya. Monggo kaum Wahabi yang berilmu menanggapi.

(KH. Muhammad Idrus Ramli)

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

56 Responses

  1. anake ibuku24/04/2013 at 15:03Reply

    ternyata asap kemenyan sudah mulai ngebul lagi 😀
    mana nih anak anak najd belum ada yg nongol mbah?
    apa nggak kuat nyium aroma kemenyan yg harum ini? 😀

  2. ayusa24/04/2013 at 15:24Reply

    jadi kita ngikut Ibnu Taimiyah dong? Hadeeh aku jd bingung nih, padahal di web lain imam syafi’i tidak membolehkan 🙁 .

  3. karemas24/04/2013 at 15:29Reply

    ada gk dalil yg shahih dari Rasulullah SAW tentang tahlilan , dzikir berjamaah maulidan dsb, hati2 dgn asal hadist terlebih dhaif alias palsu yg selalu di di nisbatkan oleh org2 shaleh. berdzikir, mendoakan si mayit, cinta Rasulullah SAW memang benar adanya namun baca hadist shahihnya hanya garis besarnya saja, adakah dalil shahih secara terperinci dzikir sambil berkumpul dgn pakaian wajib seragam, mendoakan mayit dgn baca yasin secara jamaah plus ada makanan, minuman, peringatan maulidan isinya juga makan serta bercampur laki n perempuan yg bukan muhrimnya,,, jelas tdk ada dalil shahihnya klo dalil palsu bejibun banyaknya, maka pelajari kembali Al-qur’an, Al-hadist, mazhab 4 imam, dan ulama sahalfus sahaleh, bila anda warga nu pelajari kitab imam syafi’i , kitab kh. hasyim ashari pendiri sekaligus tokoh nu dan di sejarah muktamar nu di era th 30 an mengharamkan dzikir berjamaah, tahlilan, maulidan karena tdk pernah Rasulullah SAW mengajarkan, para sahabat mencontohkan, para 4 imam pun mengharamkan dan ulama shalafus shaleh ikut mewarisi sabda Rasululah SAW karena perbuatan tsb dosa besar bid’ah sesat menyesatkan setiap yg menyesatkan tempatnya di neraka, tdk ada bid’ah baik semua bid’ah sesat, ini bukan perkataan manusia tp sabda Rasullah SAW yg selalu beliau ucapkan. saatnya berfikir, telaah sumbernya, tahan emosi jgn dahulu komentar, jgn asal manut dgn ustadz, kyai, habib yg belum tentu jelas ke ilmuwan islamnya, setiap muslim wajib berpegang hanya satu manhaj yaitu ahlusunnah waljam’ah shalafus shaleh tdk pernah ada sampai dunia runtuh manhaj ahlu syiah apalagi ahlu sufi. tunjukkan bila memang benar cinta Rasulullah SAW dgn mengikuti sunnahnya dan tinggalkan syirik berikut bid’ah.

    • Author

      Tim Sarkub24/04/2013 at 16:56Reply

      Coba wahabi sebutkan dan buktikan bahwa imam syafi’i , dan kh. hasyim ashari MENGHARAMKAN dzikir berjamaah, tahlilan, maulidan karena tdk pernah Rasulullah SAW mengajarkan. Anda bilang MENGHARAMKAN lho ya. silahkan anda cari sampai ketemu lalu komentar lagi disini, tunjukkan dengan bukti dalil yg menyatakan “HARAM”. Ok kami tunggu. kalau anda tidak bisa menjawabnya, maka wahabi memang smuanya PENDUSTA.

      • Wong Ndeso25/04/2013 at 00:00Reply

        Saya temenin nunggu kang!

      • Michael Weikath27/04/2013 at 11:01Reply

        Tak kancani mbah …

      • Ahmad ali24/09/2013 at 09:26Reply

        kulo tumut mbah yaii.. 🙂

      • karanganyar12/12/2013 at 09:48Reply

        dukung wahabi
        (dukung biar bisa jawab)

        entar lak kringete bercucuran

      • ora03/08/2015 at 00:28Reply

        Masih ada tempat duduk mbah??? Saya mau ikut ndusel nungguin..udah nongol belon mbah orangnya?

  4. andi derris24/04/2013 at 18:43Reply

    sip ..sikat habis wahabi

    • Michael Weikath27/04/2013 at 11:00Reply

      Joss … Suruh menjawab dengan dalil yang kuat …. Omong-omong kapan konser lagi nih 🙂

  5. andi derris24/04/2013 at 18:44Reply

    sip

  6. mansyur24/04/2013 at 19:38Reply

    Mas Karemas beruntung komentarnya baru sedikit, baru sedikit aja sudah banyak salah apalagi kalo banyak komentar makin keliatan bodohnya.
    Jangan belajar yg cuma pinter ngebid’ahin amalan orang nanti malah jadi Ahlul Bid’ah lho……:))

  7. Noobie26/04/2013 at 10:39Reply

    Mari teman2 jangan tertipu ikuti kami aliran yg ikut ucapan nabi. Jangan ikuti aliran wahabi atau apapun itu. Wahabi telah melencengkan makna kullu bidah dhalalah. Dengan membagi bidah menjadi bidah dunia dan agama. Padahal maksud nabi semua bidah itu sesat. Ya Allah saya pake internet ini udah dosa. Astaghfirullah demi dakwah ini saya rela berdosa pake komputer dan internet…

  8. Darmawan26/04/2013 at 10:55Reply

    Wahabi bisanya ngemeng Hadits tunjukin dong dasar Qur’an nya juga, jaman nabi ga ada ilmu hadits kalau begitu antum yang yang bid’ah dong karena ga ada ilmu hadits di jaman nabi klo modelnya bgt, kami ASWAJA pecinta hadits yang senafas dengan Qur’an, karena hadits banyak bermasalah dan para perawi hadits tidak suci maka hadits harus disandingkan dengan Qur’an kalau dijelaskan dalam Qur’an ada maka penguatnya adalah hadits bikannya hadits yang menjelaskan Qur’an, emangnya Allah bodoh ga menjelaskan lengkap di dalam Qur’an makannya diturunkanlah para nabi dan berpegang teguhlah kepada tali Allah yaitu para suhada, alim ulama yang bersanad hingga rasulullah fungsinya untuk menjelaskan kepada kita2 ini mengenai isi Qur’an dan sunah

    mengenai thalilan, shalawat, dll yang berjamaah itu dijelaskan kok didalam Qur’an

    “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al Ahzab : 56)

    Disitu malaikatnya jamak bukan tunggal artinya berjamaah dong, sholat berjamaah dianjurkan karena memang pahalanya akan berlipat, klo para saudara-saudara para wahabi tidak mengimani ayat ini kan udah jelas hukumnya kafir, cukup 1 ayat bisa menjelaskan bahwa berjamaah tahlilan baca shalawat bukan bid’ah

    “Dan Al Qur’an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat.” (Al An’aam: 155)

    tuh penjelasan bahwa Qur’an adalah satu2nya kitab yang diberkati

    nih ana kasih lagi biar antum sadar bahwa tahlilan itu bukan bid’ah

    [41:41] Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari Al Quraan ketika Al Quraan itu datang kepada mereka, (mereka itu pasti akan celaka), dan sesungguhnya Al Quraan itu adalah kitab yang mulia.

    [41:42] Yang tidak datang kepadanya (Al Quraan) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.

    Tuh jadi Qur’an sama sekali ga bisa bikin orang Bid’ah dan ga mendatangkan kemudharatan sama sekali mau di depan atau dibelakang, sekarang orang tahlilan baca shalawat, tahlil, yasin, mana yang mendatangkan kekafiran??? dari sisi mana bid’ah nya? hadits? apa hadits itu kitab yang selalu diberkati? apa hadits itu dari Allah atau rasulullah yang nulis hadits nya? kane neggak coba pahami kembali Quran supaya antum para wahabi ada di jalan yang lurus jalan orang-orang terdahulu diberi kenikmatan

    Wasalam

  9. mamet26/04/2013 at 21:12Reply

    wahabi klo kemana2 suruh pake onta aja, kn naek motor pada jaman nabi gag ada. ntar pake motor di bilang bid aahhhh

  10. golek surgo27/04/2013 at 01:53Reply

    JIka wahabi menyebut anda ahlul bid’ah karena melakukan tahlilan, atau maulid dan yang semisalnya, ajukan tiga pertanyaan berikut kpd mereka.

    Kerancuan Manhaj Wahabi

    Anda tahu bahwa wahabi tidak mau membagi bid’ah, sebab kullu bid’ah dholalah. Semua bid’ah sesat. Kata “kullu” bersifat menyeluruh. Dengan demikian, bid’ah tidak boleh dibagi. Begitu kata wahabi. Pernyataan tersebut sebenarnya merupakan refleksi dari taqlid buta terhadap Utsaimin.

    Dalam kitab Al-Ibda’ Fi Kamalisy Syar’I Wa khothoril Ibda’, dia berkata:
    قوله (كل بدعة ضلالة) كلية عامة شاملة مسورة بأقوى أدوات الشمول والعموم (كل) أفبعد هذه الكلية يصح أن نقسم البدعة إلي أقسام ثلاثة او إلي أقسام خمسة؟ أبدا هذا لايصح . (محمد بن صالح العثيمن, الإبداع في كمال الشرع وخطر الإبتداع ص 13 )

    Artinya: “Sabda Nabi (Semua bid’ah sesat) bersifat global, umum, menyeluruh dan dipagari menggunakan perabot yang paling kuat yaitu “kullu” (seluruh). Apakah setelah ketetapan menyeluruh ini, kita dibenarkan membagi bid’ah menjadi tiga bagian, atau menjadi lima bagian? Selamanya, ini tidak akan pernah sah.

    Keterangan itu dinukil oleh Tim Bahtsul Masa’il PC NU Jember dalam buku “Membongkar Kebohongan Buku “Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat Dan Dzikir Syirik, hlm 81, cet. IV 2008, yang diterbitkan oleh Khalista.” Buku tersebut ditulis untuk menjawab buku yang ditulis oleh ustad wahabi, Mahrus Ali.

    Setelah wahabi melarang pembagian bid’ah, justru selanjutnya mereka sendiri yang membagi bid’ah menjadi dua, bid’ah agama dan bid’ah dunia. Saya ingin menyusun sebuah pertanyaan untuk wahabi agar mereka menanyakannya kepada diri mereka sendiri. Pertanyaan itu saya sesuaikan dengan kemampuan wahabi. Jadi saya buat pertanyaan seperti pertanyaan untuk anak SD kelas 1, sebagai berikut:

    1. Apakah saya boleh membagi bid’ah?
    a. Boleh.
    b. Tidak boleh.

    2. Jika saya tidak boleh membagi bid’ah, maka bolehkah saya membagi bid’ah menjadi dua, bid’ah agama dan bid’ah dunia?
    a. Boleh.
    b. Tidak boleh.

    3. Jika saya boleh membagi bid’ah menjadi dua, bid’ah agama dan bid’ah dunia, maka bolehkah saya membagi bid’ah menjadi dua?
    a. Boleh.
    b. Tidak boleh.

    Jangan lupa kunjungi blog kami http://goleksurgo.blogspot.com/2013/04/kerancuan-manhaj-wahabi_7822.html

    • saad30/04/2013 at 15:19Reply

      tidak ada bidah agama dan bidah dunia… ya bidah dalam konten hadits itu yang di maksud adalah dalam urusan agama…jadi kullu bidah dholalah… tidak ada bidah hasanah… hasanah mah anak tetangge gue… gmn sih lu…

      • raja saut02/05/2013 at 22:46Reply

        “tidak ada bidah agama dan bidah dunia… ya bidah dalam konten hadits itu yang di maksud adalah dalam urusan agama…jadi kullu bidah dholalah…”
        yg jadi pertanyaanv ane, lalu bagaimana wahabi menafsirkan “Kullu nafsin daikotul mauut..” apakah artinya….”semua yang hidup pasti mati?”.lalu bagaimana dengan adanya Allah SWT .
        AllahSWT itu khan maha hidup,masa mati juga? bingung dah “_”

        • Stopdusta01/09/2013 at 17:47Reply

          @raja saut, coba simak ini !!!

          Dari pertanyaan anda “Kullu nafsin daikotul mauut..” apakah artinya….”semua yang hidup pasti mati?, jawabanya memang bukan itu artinya,

          Lihat kamus yang benar !!

          nafsin ≠ yang hidup
          nafsin = jiwa

          jika anda ingin memahami “semua yang hidup pasti mati” bukan kata “nafsin” yang dipakai, tetapi ganti saja dengan kata “hayun”

          Hayun = yang hidup

          Pertanyaan saya kepada anda adalah, apakah Allah itu merupakan sebentuk jiwa seperti halnya makhluk ? Jika jawaban anda “ya” berarti Allah memang bisa mati, sebaliknya jika jawaban anda Allah bukanlah sebentuk jiwa maka mutlak Allh Maha HIdup alias tidak akan pernah mati

  11. Jokos29/04/2013 at 11:32Reply

    Subhanaalloh………hari gini masih rebutan bahasa bid’ah basi mas bro anda2 semua orang muslim bersatulah musuh2mu diluar sono dah pada ngeroyok dan bersorak bertepuk tangan, karena sesama muslim pada berantem terus rebutan bid’ah. Lebih baik sesama muslim bersatu masih banyak manfaatnya daripada anda rebutan bid’ah terus.

  12. MoSWi Pamarhadi29/04/2013 at 12:34Reply

    Duh karunya Mas Karemas euy..ente salah asup Website Jang, SARKUB mah geus sidik Web na Ahlussunnah,komo bari komentarna siga kitu mah..Wkwkwkwkw..Hampura ah..teu bisa ngabantuan!!!!
    NB: Buat team Sarkub, kapan nih bisa diadakan dialog KH.Thobary Syadzili dengan Ust.Firanda (Wahabi tulen kayanya dia) atau dengan Ust.Yazid Jawas yang ngarang buku Mulia dg Manhaj Salaf tp menyesatkan Asy`ariyyah al-Maturidiyyah..ditunggu ya Team..? Hatur Teng Q

  13. Pencariilmu29/04/2013 at 18:28Reply

    Lanjutkan…..! Amal Ibadah yang Kalian semua Yakini , tetapi….biarkan juga orang2 dan umat muslim yg lainnya yang benar2 mencari kemurnian Islam, tidak berbuat ibadah seperti yg Sarkub dll lakukan, silahkan sebut2 terus menjadi golongan WAHABI yg sejatinya semua juga gak paham….,yg gak ngikut tahlilan u/org meninggal disebut itu, kalau gak sholat atau sholat sak sempate,tetapi rajin datang diundang pada acara2 selametan mereka disebut apa yaa……? atau golongan apa …?

    • gussetya30/04/2013 at 15:39Reply

      mungkin maksudnya itu bukan golongan yang gak ikut tahlil, tapi golongan yang gak mau tahlil karena meyakini kalau tahlil itu sesat dan pelakunya otomatis pasti sesat juga…

  14. Drs.H. Asyhari Abd., M.Pd.I30/04/2013 at 07:56Reply

    Alhamdulillaah….. semakin banyak argumen yg disampaikan, maka semakin memperjelas mana golongan yang beribadahnya betul-betul karena mencari ridlo Allah dan mana yang bukan.

    • hamba01/05/2013 at 11:28Reply

      golongan mana yang mencari ridho allah?

    • Missluna01/05/2013 at 19:11Reply

      Amin pak….
      ” Orang yang paling CELAKA
      adalah orang yang mengisi HATI
      nya dengan bibit-bibit
      PERMUSUHAN dan memenuhinya
      dengan benih-benih KEBENCIAN.
      Saat itu lah HATI tersebut
      menjadi sarang persembunyian
      IRI dan DENGKI serta DENDAM
      KESUMAT.”

      Biarlah kita meng-khusu’ kan dan menambah amal ibadah diri kita masing-masing, dari pada hanya bisa mencela, dan mencaci maki yang malah menunjukan betapa rendahnya derajat muslim dari tata krama dan cara bicara, padahal ibadah kita, shalat kita yang sudah susah payah ini masih belum diterima amalannya oleh Allah SWT

    • raja saut02/05/2013 at 22:56Reply

      jelas dimana nya pak? Terlalu dini menarik kesimpulan.KARENA Suara yang keras dan memaksa itu belum tentu tidak benar.dan suara yang lemah lembut gemulai itu belum tentu suara kebaikan.
      ALLOHUMA SHOLI ALLA SAYYIDIINNA MUHAMMAD…

  15. girimuda03/05/2013 at 16:01Reply

    Assalamu’alaikum mbah, ikut nyimak terus………….., memang miris asal denger wong wahabi…..?

  16. dwiN06/05/2013 at 08:47Reply

    saya adalah wahabi jika kalian anggap mengikuti ulama saudi dan madinah yang NB. adalah para wahabi (menurut kalian) maka saya adalah wahabi. dan saya hanya mengambil dalil yang shoheh untuk beramal dan jika ini juga di anggap wahabi maka sekali lagi saya adalah wahabi.

    terima kasih..
    mungkin saya salah satu penghuni neraka karna saya mengikuti dalil yang shoheh saja untuk beramal.

  17. zahdan razzaq07/05/2013 at 21:02Reply

    Harusnya Kyai2 sarkub jelaskan dong ke umat bagaimana hukumnya jika tahlilan pake uang dari keluarga simayat Dan hukum jika pake dana sumbangan dari tetangga ! Yang lengkap !
    Jadi yg gak punya uang gak merasa gimana2 kalo gak ngadain acara tahlilan.
    karena setahu saya beda hukumnya !
    Jangan cuma mau amplopnya aja !

  18. izzuddin al banjary08/05/2013 at 11:44Reply

    ilahi lastu lilfirdausi ahlan…walaa aqwa ‘alannaril jahiimii…..
    …..” yang adil wahai rosululloh..”…….celakalah engkau….kalau bukan aku ( n Muhammad SAW) yang berbuat adil…maka siapa yang akan berbuat adil………..” jawab kanjeng rosul….kemudian Sohabat umar mohon izin kepada kanjeng rosul…….ya rosul..izinkan saya untuk menebas batang leher si munafik ini…”….jangan umar….biarlah …..dia punya banyak sahabat yang serupa denganya…..dan meremehkan ibadah kalian……..(penggalan kisah ketika kanjengrosul membagi ghonimah)………ternyata sekarang terbukti banyak yang meremehkan amalan ibadah para shohabat kanjeng rosul………..
    1. Umar RA dengan amalan ibadah sunnah tarawih 20 roka’at….
    2. umar RA memberlakukan adzan 2 kali ketika sholat jumat…..
    dan lain sebagainya………

  19. abdul akbar19/07/2013 at 21:01Reply

    Saya perhatikan sepertinya perdebatan mereka itu telah terjadi kesalahpahaman. Dalilnya sama, tapi pemahaman dan pengamalannya berbeda. YANG POKOK PADA NIATNYA. Yang pertama, mengamalkan membaca Quran, dan dzikir, tahlil, tahmid, takbir, sholawat dan berdoa dengan niat ikhlas semata hanya karena Allah SWT, dan Yang kedua, membaca Quran dan dzikir, tahlilan, yasinan, sholawatan, NIATnya untuk dikirim pahalanya kepada yang sudah meninggal,
    Kesimpulan: 1. yang pertama, berdoa kepada Allah SWT untuk berdoa dan mendoakan orang tua, muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, baik yang masih hidup maupun yang sudah mati..
    2. yang kedua, membaca fatihah, yasinan, tahlilan dan sholawatan pahalanya dikirimkan kepada orang tua, ulama-ulama. wali-wali, orang orang soleh, dll yang sudah meninggal. .

  20. lakone wonk cepoe23/07/2013 at 16:17Reply

    dimana mana klu gaada wahabi gak rame,liat askar arab takut pada syiah tunduk pd amrika.ingak anak cucuku jgn smpek makam wali dibom dicuri jasadnya mngkn aneh jadi knapa mkm2 petinggi wahabi gaada yg utuh jasadnya..inilah kelakuan wc.jd ingat kt cak nun bancakan n tahlil itu silahkan.asal dananyatdk ngutang.klu saihul islam ibnu taimiyah boleh knapa wc cs tak mau nglakoni

  21. lakone wonk cepoe23/07/2013 at 16:24Reply

    dimana mana klu gaada wahabi gak rame,liat askar arab takut pada syiah tunduk pd amrika.ingak anak cucuku jgn smpek makam wali dibom dicuri jasadnya mngkn aneh jadi knapa mkm2 petinggi wahabi gaada yg utuh jasadnya..inilah kelakuan wc.jd ingat kt cak nun bancakan n tahlil itu silahkan.asal dananyatdk ngutang.klu saihul islam ibnu taimiyah boleh knapa wc cs tak mau nglakoni..

  22. Ahyar21/09/2013 at 09:25Reply

    Saya jadi bingung, umat dengan pengetahuan seadanya seperti saya harus ikut yang mana?

    Semua merasa benar,.. sesungguhnya umat yang rendah ilmu agamanya akan kebingungan menentukan ibadah mereka.

  23. paknyuai12/10/2013 at 01:12Reply

    Pada saling sikut dan menjatuhkan teman untuk cari muka di hadapan Allah, mudah mudahan yang menang dan berhasil mempermalukan temannya dihadapan Allah akan memperoleh sorga dan diredaiNya.

  24. Nur Ahmad20/10/2013 at 21:04Reply

    Ijin COPAST

  25. Khamdan31/10/2013 at 11:12Reply

    Hemmmmmmmm.. Sebenarnya mungkin tidak wajar dan tidak sepenuhnya benar menghakimi siapapun dengan predikat yang kurang baik menurut agama, kelak akan ada pengadilan Alloh yang menentukan salah dan benarnya.
    Ngaji dan ngaji saja karna waqiila ” semuanya binasa kecuali yang berilmu, yang berilmu pun semua binasa kecuali yang mengamalkan ilmunya, yang mengamalkan ilmupun semua celaka kecuali yang iklas”. Yang ikhlaspun harus berhati-hati karena ketidak ikhlasan bisa hadir di saat kita melakukan amal.

  26. banyu bening19/11/2013 at 11:27Reply

    ngaji dulu yang bener biar pinter, mudah2an Alloh menunjukkan jalan kebenaran.

  27. Buyung24/11/2013 at 20:56Reply

    Sy muslim yang fakir yang tidak masuk ke organisasi (NU, Muhammadiah, Persis dsb) dan bukan aliran manapun juga (Syiah, sunni, wahabi dsb). Alquran dan Hadits pedoman sy.
    Sy hanya ingin kita sesama muslim, marilah bersatu jika kita masih berpedoman terhadap Al Quran dan hadits, meyakini Tidak ada Tuhan Melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Serta menjalankan semua Perintah Nya dan menjauhi segala larangan Nya.
    Perintah yang jelas ketika ada muslim yang meninggal adalah :
    1. Memandikan
    2. Mengkafani
    3. Menshalatkan
    4. Menguburkan
    Adapun perintah yang lain ketika ada sahabat meninggal, Rasulullah SAW memerintahkan Aisyah untuk memberikan makanan kepada keluarga yang di tinggalkannya.
    Sedangkan bagi si mayit yg melekat smp ke alam barzah hanya Ilmu yg bermanfaat, sodakoh jariah dan anak yg soleh.
    Adapun dalam hal ini, Yang penting NIATnya bukan untuk tahlilan (krn tahlil itu setiap waktu sifatnya pribadi bkn hanya d tmpt kematian) atau mendapat berkat (makanan yg d bw pulang atau amplop) tetapi untuk takjiah atau mendoakan saudara kita sesama muslim.

    Mari kita bersatu saudaraku, musuh kita nyata dan jelas (yahudi, kafir dan yg mnyatakan perang terhdp islam). Jangan sampai kita terpecah belah dan hanya sebagai Buih di lautan.
    Jika kt selalu mempermasalahkan ini, bagaimana dengan orang yang tidak mengenal islam dan memusuhi islam, Mereka akan tertawa. Karena sesama islam saja tidak bs bersatu, masing-masing merasa yang paling benar.

    Semoga kita termasuk kedalam 1 golongan yang akan masuk surga.
    Hanya Allah Yang Maha Tahu dan Maha Benar….
    Wallahu a’lam

  28. Buyung24/11/2013 at 21:10Reply

    “Artinya : Janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.” [Ar-Rum: 31-32]

  29. Sampoernarasa26/11/2013 at 17:03Reply

    Hanya orang WAHABI yang akan masuk sorga karena :

    “Berhati-hatilah dari hal yang baru, karena setiap yang baru itu bid’ah dan setiap kebid’ahan itu sesat.(HR. Tirmidji dan Ibnu Majah).
    “Barangsiapa yang membuat-buat dalam perkaraku(agamaku) ini, sesuatu yang bukan darinya maka dia tertolak.”(HR. Bukhari Muslim).
    “Barangsiapa yang beramal satu amalan yang tidak ada perintahku padanya, maka dia tertolak.”(HR. Muslim).

    waduh,,,,,, saya mah paling suka dzikir berjama’ah,,,,,,, ah kumaha gusti wae,,,,, hehehe

  30. Sampoernarasa26/11/2013 at 17:23Reply

    Mohon maaf kalau salah
    Orang wahabi menyanjung ibnu taimiyah dengan kesaklekannya, pada suatu perang besar di Marj as-Safa pada 1302 M Ibn Taimiyah berjuang gagah berani sehingga pasukan Mongol terusir dan menderita kerugian besar. Dalam kesempatan itu di hikayatkan bahwa ibnu taimiyah memiliki sebuah kehebatan yang luar biasa di luar nalar, ia bisa meringankan tubuhnya dan sempat melintasi sebuah benteng yang tinginya sekitar 7 meter, ,,, setelah perang usai sahabatnya bertanya,,, ya syaihulislam apa gerang yang membuat anda bisa segagah itu ?? ibnu taimiyah mejawab : saya suka membaca surat al-ikhlas 1000x setiap malam,
    Ada ga ya hadistnya ????

  31. Zulkarnain ElMadury02/12/2013 at 10:08Reply

    Mungkin Sarkub salah kutip, perkataan Ibnu Taimiyah itu bukanlah dalil untuk berkumpul sebagaimana kelompok aswaja berkumpul. Apayang dikatakan Ibnu Taimiyah itu lebih pada dzikir , membicarakan ayat Allah, dan shalat berjemaah, bukan ramai ramai berdzikir lalu pahalanya di overkan pada orang mati. cara cara yang dijadikan aswaja jelas sangat berbeda dengan maksud Ibnu Taimiyah. bahkan jelas sekali perkataan Ibnu Taimiyah menjauhkan bentuk bentuk subhat yang dilakukan aswaja, karena tidak ada satu contohpun rangkaian dzikir sebagaimana yang dilakuakn aswaja, dziki dzikir yang dilakukan aswaja adalah sebuah rangkaian dzikir dengan kaifiyat tersendiri, jelas merupakan bid'ah yang tertolak yang tak pernah diamalkan generasi salaf assholeh

  32. Chevi Tertidur Asa03/12/2013 at 12:36Reply

    asslm.. mungkin termasuk kurbah benar, tapi klo menjadi ibadah yang paling utama kayanya anada harus membaca hadisnya kembali… ibadah yang utama itu hanya ada dalam rukun Islam.. terima kasih..

  33. MAHDI16/02/2014 at 22:24Reply

    JANGAN LAH SALING MENGHUJAT, PERDEBATAN YG TAK ADA UJUNG MARI MENGKAJI KEMBALI HUKUM2 ISLAM YG MURNI DAN BERMARTABAT, ASAL MASIH DALAM PONDASI ASYHADUALLA ILAHAILLALLAH,WA ASYHADUANNA MUHAMMADA RASULULLAH ,,, ITU MASIH SAUDARA KITA,,,JD WAHAI SADARAQU YG SE IMAN,,BERSATULAH KITA ,MARI KITA LAWAN MUSUH ALLAH, ALLAHU AKBAR…

  34. Ibnu Sallam20/10/2014 at 08:02Reply

    وذهب أهل البدع من أهل اكلام أنه لا يصل الى اليت شيء البتة لادعاءولا عيره . (ألروح)
    Artinya : " Para ahli bid'ah dari kalangan Ahli Kalam berpendapat, bahwa menghadiahkan pahala aik berupa do'a atau lainnya sama sekali tidak sampai kepada orang yang telah meninggal dunia ". ( Aruuh 117 ). Ini perkataan Ulama' kebanggaan Wahabi sinior, yaitu Ibnul Qoyyim Al-Jauzi, sebagai murid Ibnu Taimiyah, bahwa menolah hadiah pahala berupa tahlil, tahmid, takbir membaca Al-Qur'an atau shadaqah dikatakan sesat atau ahli bid'ah. Jelaskan Ulama' kamu sendiri yang bilang, masak mau di ingkari, bi bi !

  35. Ibnu Sallam20/10/2014 at 08:36Reply

    قال شيخ الاسلام تقي الدين أحمدبن تيمية فىي فتاوي, ألصحيح أن اليت ينتفع بجميع العباداة البدنية من الصلاة والصوم والقراءة كما ينتفع با العباداة المالية من الصدقة ونحوهاباتفاق الائمة وكما لو دعي له واستغفارله . (حكمالسريعة الاسلاميةمأتم الأربعي
    ' Syaikh Islam Ibnu Taimiyah mengatakan dalam kitab fatawanya, bahwa pendapat yang benar yang sesuai dengan kesepakatan para Imam : " Bahwa mayyit dapat memperoleh manf'aat dari semua ibadah, baik ibadah badaniyah seperti shalat, puasa, membacaal-Qur'an ataupun ibadah maliyah seperti sadaqah, dan lain-lainnya ". Hal yang sama juga berlaku untuk orang yang berdo'a dan membaca istigfar untuk mayyit."( Hukm al-Syari'ah al-Islamiyah fi Ma'tam al-Arba'in, 36 ). Ayo Wahabrot mau mengelak kemana, itu Syaikhnya sendiri yang bilang, apakah ustad Keranda dak pernah baca maqolah Ulama' kebanggaanmu, ha ha Wahabi benar-benar keblinger, Imam Syaf'i saja yang di plintir.

    • alfatih25/03/2015 at 10:57Reply

      Sepertinya tulisan antum benar. Tapi disana saya tidak membaca secara berjamaah atau bersama2. Jadi saya hny mengingatkan. Bacanya jgn sepotong2. Tapi kesrluruhan. Wasallam

  36. Ibnu Sallam20/10/2014 at 09:02Reply

    Mana si Salafi yang katanya Pimp. Muhammadiyah pusat kok menghilang. Mak cliut.

  37. Kafi Kongbeng08/11/2014 at 16:30Reply

    Kalem aja ….

  38. Imam Jawary18/09/2015 at 11:00Reply

    Ngawur

  39. Patoka Ruslan23/10/2015 at 06:47Reply

    maksud hadits dan komentar bertolak belakang hadeh hadeeeeeeeeeeeeeeeeeeeh

  40. straightpath01/06/2017 at 14:01Reply

    Jika demikan..Dalam hukum Islam..Ritual Tahlilan termasuk dimana yak.??..Wajib ato Sunnah..

Tinggalkan Balasan