Fakta Lapangan: Demo Anti Wahabi di Nganjuk

Sarkub Share:
Share

Dalam beberapa hari ini di beberapa blog dan web yang berbau Wahabi / Salafy ramai memberitakan tentang adanya demo anti MTA (salah satu varian wahabi di Indonesia- red.) di Nganjuk. Demo menolak keberadaan MTA di wilayah Kabupaten Nganjuk Jawa Timur diberitakan tidak sesuai dengan fakta sebenarnya oleh mereka.

Untuk ini kami akan ketengahkan beberapa fakta di lapangan yang berkaitan dengan kejadian tersebut, tepatnya di Wilayah Pace serta berkaitan dengan GP Anshor NU Kabupaten Nganjuk Jawa Timur.

Pemicu terjadinya peristiwa ini berdasarkan laporan sekretaris GP Anshor Kabupaten Nganjuk yaitu sahabat M. Munir Thohir SPd.i,  bahwa di desa Kepanjen Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk dimana berangkat dari  keresahan masyarakat akan adanya kegiatan Majlis Tafsir Al Qur’an (MTA) yang banyak menyakiti hati masyarakat kampung setempat. Pemicu besarnya adanya kasus dimana salah satu warga desa Kepanjen yang sedang melaksanakan hajat keluarga yaitu tahlilan, sebagaimana masyarakat di Indonesia pada umumnya selalu mengundang tetangga termasuk yang diundang, namun setelah hajatan selesai ditengah perjalanan ada oknum salah seorang anggota MTA yang membuang “berkat” ke sungai dan berkata bahwa makanan itu haram karena bersal dari kegiatan yang haram, bahkan apabila di berikan pada ayamnya, maka ayamnya juga ikutan haram dimakan.

Perkataan oknum anggota MTA tersebut tak pelak menjadikan masyarakat marah termasuk beberapa anggota GP Anshor setempat, dan kemudian mereka berinisiatif dialog dengan oknum tersebut, namun oknum MTA tersebut dengan sombongnya mengatakan tidak takut dan mengancam akan mengerahkan massa MTA menghadapi masyarakat setempat.

Kegelisahan masyarakat ini di tampung oleh pengurus PAC GP Anshor Kecamatan Pare yang didampingi PC GP Anshor  Kabupaten Nganjuk untuk mengadakan dialog dengan segenap perangkat pemerintahan di desa dan di kecamatan tersebut untuk mengutarakan aspirasinya sehubungan dengan keberadaan MTA yang meresahkan masyarakat. Puncaknya terjadi pada hari Rabu, tanggal 7 Maret 2012 di kantor kecamatan Pare dengan disaksikan bapak camat dan perangkat-perangkat pemerintahan yang lain. Kegiatan ini juga telah mendapatkan izin dari kepolisian serta dikawal pihak aparat dan berlangsung aman dan tertib tanpa terjadi anarkhis sama sekali sebagaimana di sampaikan oleh sekeretaris PC GP Anshor kepada kami dari Team SARKUB.

Peristiwa ini dilanjutkan oleh PCNU Kabupaten Nganjuk, dimana hari ini Sabtu tanggal 10 Maret 2012 PC GP Anshor di undang oleh PCNU Kab Nganjuk untuk menyikapi masalah ini, sampai tulisan dibuat saat ini musyawarah akan segera berlangsung.

(Laporan Koresponden Tim Sarkub Nganjuk: Ust. Aqil Fikri)

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan